Halaman

Senin, 05 November 2007

Profile Pejuang Wanita (1)

Ketika berbicara dengan para pejuang, energi yang mereka pancarkan biasanya sangat mempengaruhi lawan bicaranya. Bahkan walau hanya membicarakan mereka dan tidak bertatap muka, energi itu tetap sangat mempengaruhi.

Kali ini saya akan menceritakan satu pejuang di lingkungan keluarga kami. Ya, dalam pandangan saya dia adalah seorang pejuang wanita yang sangat gigih.

Bisa anda bayangkan, apa yang harus anda persiapkan ketika anda diharuskan belajar Bahasa Perancis, dengan pengantar Bahasa Inggris?Untuk yang sudah menguasai bahasa Inggris sih ngak jadi masalah. Pasti menjadi masalah besar, ketika bahasa inggris menjadi bahasa yang sangat asing, bahasa Indonesia tidak dikuasai dengan sempurna, dan bahasa yang benar-benar dikuasainya hanyalah bahasa sunda, bahasa ibu sehari-hari yang dia pergunakan!.

Dia adalah dua pupu saya (hayyo pasti bingung! dua pupu adalah istilah untuk anak nya sepupu orang tua kami hehehe)...
Gadis belia dengan pendidikan hanya tamat SMA, namun punya keinginan teramat kuat untuk merobah nasib. Ketika ada tawaran menjadi babby sitter di Swiss, kontan dia menerima tawaran yang saya sampaikan kepada nya. Sebetulnya ragu-ragu menawarkan kesempatan ini kepada dia. Wah, gadis ndeso, tiba -tiba harus terbang ke Swiss!!
Swiss bok!! bukan Bandung, bukan Jakarta!!tapi Swiss , satu negeri di Eropa sono!

Beberapa bulan sebelum dia berangkat , dia saya kursuskan bahasa Inggris di lingkungan dekat rumah kami. Sedikit waswas, ketika saat menjelang keberangkatan tiba, kemampuan bahasa Inggrisnya masih di bawah standard. Duh...kumaha ieu teh!!??

Singkat cerita, dia pun menceburkan diri ke kancah perjuangan nya sendiri. Berjuang, berdarah, sakit hati, bertemu dengan teman seperjuangan dan kemudian sama-sama berjuang di negeri seberang. Saya hanya bisa mendengar dia dari kejauhan. Hanya bisa bersedih ketika dia menelpon dari Swiss sana menceritakan nestapa yang dihadapi.

Namun, para pejuang memiliki energi perjuangan yang sangat luar biasa. Energi yang digunakan untuk kembali bangkit dan bertempur!Dan kemudian dia bertempur untuk perjuangan dan mimpi-mimpinya.
Turut bahagia ketika akhirnya cita-citanya untuk memberangkatkan ibunda nya berhaji tercapai, dan bisa merenovasi rumah mereka menjadi rumah yang lebih layak, dan nyaman untuk di tinggali.

Ketika semalam dia menelpon, kami berbicara, bertukar pikiran selama satu jam lebih!
"Mas, aku sebetulnya sudah capek banget. Nyampe rumah jam 2 atau jam 3 pagi, jam 7 harus sudah bersiap untuk sekolah (dia sekarang kerja di restoran India, tidak lagi menjadi babby sitter), kalau ngak inget ibu dan keluarga di rumah, aku pengen pulang. Tapi kayaknya aku tunggu dua tahun lagi, ngumpulin modal buat usaha!" itu adalah salah satu topik yang kami bicarakan.

Topik lain yang kami bicarakan , dan ini yang akhirnya saya jadikan topik utama pembicaraan kami, ketika salah satu client restoran tempat dia bekerja menawarkan kerjasama untuk membuat restoran Indonesia (Take away masakan Indonesia) dengan janji, bahwa dia akan menjadi penjamin visa/hal keimmigrasian lainnya agar saudara saya bisa tinggal dan memiliki ijin tinggal di Swiss. Soal pendanaan untuk restoran itu, dia yang tanggung 100 persen!
Sebelumnya, tamu restoran india ini pernah mencicipi masakan yang dibuat saudara saya, dan terkesan dengan masakan Indonesia yang dia buat

Saya katakan, ini adalah kesempatan langka yang tidak semua orang bisa memilikinya. Tolong pikirkan baik-baik dan jadikan mimpi utama kamu. Mimpi yang harus diwujudkan dalam karya nyata. Jadi, dalam beberapa saat ke depan, saya menunggu berita dan cerita bagaimana perjuangan saudara saya untuk meraih mimpi mimpi besarnya di Eropa sana, mempunyai restoran Indonesia .

Bisa anda bayangkan, gadis ndeso lulusan SMA, mengelola restoran Indonesia di Negeri Eropa?
Itu adalah salah satu headline surat khabar yang saya bayangkan suatu saat nanti saya baca!

Saya hanya bisa mendoakan agar dia bisa meraih mimpi itu dan menceritakan kesuksesannya suatu saat kelak.

Selamat berjuang dik!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar