Karena ada sebab, maka muncullah akibat. Karena aba Kebab Turki, maka muncullah Baba Rafi. Karena ada Baba Rafi, makan suwarma enak juga nih. Pesen satu bang, jangan kebanyakan saos sambelnya yak! hmmm...yummmy
Kembali kepada sebab dan akibat. Kalaulah sebuah baut merupakan satu benda yang wajib kehadirannya di dalam rangkaian besar mesin pesawat, maka tehnisi yang memeriksa kelaikan tebang satu pesawat (line maintenance) pastilah tidak akan mengabaikan keberadaaannya, bahkan akan memeriksa apakah baut tersebut terpasang dengan benar, sesuai peraturan yang ditetapkan. Kalau hal itu tidak diperiksa dan ternyata bautnya tidak terpasang sesuai peraturan, nyawa ratusan menjadi taruhanyya....Mau???
Itulah yang teringat ketika ustad Mukti Ali memberikan tausiyahnya Sabtu Kemarin.
Amal yang paling dahulu diperiksa di akhirat kelak adalah Shalat. Bila benar shalatnya, maka insya Allah ( lulus dan lolos) seluruh amalann lainnya. Tentu saja dengan catatan , bahwa Shalatnya memberikan dampak sesuai yang diinginkan , yaitu mencegah dari perbuatan keji dan munkar, bukan sekedar ritual dan gerakan/bacaannya saja yang benar.
Karena membahas sebab akibat, maka penjelasannya jadi panjang. Shalat nya akan syah bila wudhunya syah. Wudhu nya akan syah bila istinja nya benar. (istinja = cebok kata kita mah).
Hwuaduh......!!! gara - gara cebok, urusan jadi panjang nih. Panjaaang....dan laammmaaaaa!!
kalau panjang dan lama di Surga mah enak, ini panjang dan lama nya di neraka....cilaka tujuh mulud ieu mah. Ini masalah yang sebagian orang menganggapnya hal yang sangat biasa dan tidak perlu mendapat perhatian lebih. Hal-hal yang kita anggap sepele, ternyata memiliki dampak sangat ruar bihaha terhadap seluruh aspek kehidupan kita.
Dan ternyata cebok pun ada ilmunya, seperti halnya membuat pesawat pun ada ilmunya. Kalau kita membaca buku - buku agama (salah satunya adalah Bulughul Maram), maka bab pertama adalah mengenai bersuci, bukan membahas Shalat, puasa dan lain-lainnya. Kalau anda mengaku umat islam, ya harus tau ilmu cebok ini. Penting banget bookk!! kata anak muda sekarang. Memahami, bahwa semua aktifitas saling kait-mengkait satu dengan lainnya.
Saya rasa itulah yang mendasari perilaku setiap muslim (mestinya ya?).
Ketika seorang kyai di madura mendapat penghargaan karena berhasil menghijaukan sebuah gunung yang gundul dan gersang ( Sebagian wilayah madura memiliki lingkungan yang gersang, dengan gunung -gunung gamping /kapur sebagai pemandangan utama), Beliau ditanya apa yang menjadi motivasi sehingga mau dan berhasil menghijaukan gunung gundul dan gersang di daerahnya?. Jawabannya adalah:
"Karena saya mendirikan pesantren disini, dan kami sebagai ummat islam mempunyai kewajiban shalat. Sedangkan sebelum shalat kami harus wudhu, dan kalau ingin wudhu harus ada air, dan air akan mucul kalau lingkungan kita banyak pepohonan!"
Subhanallah, sebuah karya besar mucul karena hukum sebab -akibat. Shalat adalah sebab dari hijau dan asrinya gunung yang dahulu gundul dan gersang. Dan muncul dari pemahaman yang utuh dari nilai-nilai yang diyakini.
Jadi, bagaimana Cebok anda?
Kembali kepada sebab dan akibat. Kalaulah sebuah baut merupakan satu benda yang wajib kehadirannya di dalam rangkaian besar mesin pesawat, maka tehnisi yang memeriksa kelaikan tebang satu pesawat (line maintenance) pastilah tidak akan mengabaikan keberadaaannya, bahkan akan memeriksa apakah baut tersebut terpasang dengan benar, sesuai peraturan yang ditetapkan. Kalau hal itu tidak diperiksa dan ternyata bautnya tidak terpasang sesuai peraturan, nyawa ratusan menjadi taruhanyya....Mau???
Itulah yang teringat ketika ustad Mukti Ali memberikan tausiyahnya Sabtu Kemarin.
Amal yang paling dahulu diperiksa di akhirat kelak adalah Shalat. Bila benar shalatnya, maka insya Allah ( lulus dan lolos) seluruh amalann lainnya. Tentu saja dengan catatan , bahwa Shalatnya memberikan dampak sesuai yang diinginkan , yaitu mencegah dari perbuatan keji dan munkar, bukan sekedar ritual dan gerakan/bacaannya saja yang benar.
Karena membahas sebab akibat, maka penjelasannya jadi panjang. Shalat nya akan syah bila wudhunya syah. Wudhu nya akan syah bila istinja nya benar. (istinja = cebok kata kita mah).
Hwuaduh......!!! gara - gara cebok, urusan jadi panjang nih. Panjaaang....dan laammmaaaaa!!
kalau panjang dan lama di Surga mah enak, ini panjang dan lama nya di neraka....cilaka tujuh mulud ieu mah. Ini masalah yang sebagian orang menganggapnya hal yang sangat biasa dan tidak perlu mendapat perhatian lebih. Hal-hal yang kita anggap sepele, ternyata memiliki dampak sangat ruar bihaha terhadap seluruh aspek kehidupan kita.
Dan ternyata cebok pun ada ilmunya, seperti halnya membuat pesawat pun ada ilmunya. Kalau kita membaca buku - buku agama (salah satunya adalah Bulughul Maram), maka bab pertama adalah mengenai bersuci, bukan membahas Shalat, puasa dan lain-lainnya. Kalau anda mengaku umat islam, ya harus tau ilmu cebok ini. Penting banget bookk!! kata anak muda sekarang. Memahami, bahwa semua aktifitas saling kait-mengkait satu dengan lainnya.
Saya rasa itulah yang mendasari perilaku setiap muslim (mestinya ya?).
Ketika seorang kyai di madura mendapat penghargaan karena berhasil menghijaukan sebuah gunung yang gundul dan gersang ( Sebagian wilayah madura memiliki lingkungan yang gersang, dengan gunung -gunung gamping /kapur sebagai pemandangan utama), Beliau ditanya apa yang menjadi motivasi sehingga mau dan berhasil menghijaukan gunung gundul dan gersang di daerahnya?. Jawabannya adalah:
"Karena saya mendirikan pesantren disini, dan kami sebagai ummat islam mempunyai kewajiban shalat. Sedangkan sebelum shalat kami harus wudhu, dan kalau ingin wudhu harus ada air, dan air akan mucul kalau lingkungan kita banyak pepohonan!"
Subhanallah, sebuah karya besar mucul karena hukum sebab -akibat. Shalat adalah sebab dari hijau dan asrinya gunung yang dahulu gundul dan gersang. Dan muncul dari pemahaman yang utuh dari nilai-nilai yang diyakini.
Jadi, bagaimana Cebok anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar