Halaman

Kamis, 27 September 2007

Memburu Takdir

Saya , saat ini termasuk katagori yang mempercayai, bahwa takdir kita, harus dikejar, bukan ditunggu. Dengan catatan kaki, setelah kita melakukan yang terbaik,apapun hasilnya harus diterima dengan sikap yang terbaik dan kembali melakukan yang terbaik.
itu teori yang saya pahami he hehe..pelaksanaannya ? ya bertahap donk ...sesuai dengan situasai dan kemampuan diri.
Hidup adalah pilihan, bahkan tidak memilih pun adalah pilihan kita. Hidup adalah bertindak, itulah yang dikerjakan teman teman anggota TDA (saya belum di approve untuk menjadi anggota milist TDA nih). Jadi, insya Allah, mulai kemarin, saya sudah mulai membuat peta jalan yang kira kira akan saya jalani untuk mengejar takdir saya (saya mau takdir saya adalah menjadi orang yang berkecukupan dan bermanfaat untuk sesama, kalo mati masuk surga, sederhana khan?)
Ngak ingin jadi orang kaya, inginnya jadi orang yang berkecukupan. mau apapun bisa tercukupi. Beli apapun bisa, karena uangnya cukup, ngak usah berlebih. he he he he

3 komentar:

  1. baca postingan ini jd ngingetin ma alkemistnya paulo coelho..yg plg ga bisa kelupa..ada satu kata2 di buku itu..bagus bgt..gini bunyinya
    "Ketika kamu bersungguh-sungguh meraih sesuatu, maka seluruh alam raya akan mednukungmu..."
    soal takdir dikejar ato ditunggu??aq sepakat kl takdir itu hrs dikejar..krn setiap orng itu kn sejatinya pny jiwa buana yg hrs diwujutin (lagi2 ngutip dr alkemistnya Coelho..)..
    mslhnya...kdng ada orng yg g lg berminat ngejar jiwa buananya...cm gara2 dia sdh nyaman ma hdpnya yg skrg..pdhl dia tau itu bukan jiwa buananya...
    selamat mencari jiwa buana ya...percaya deh..seluruh alam raya akan membantu

    BalasHapus
  2. hai dee
    djiwa buwana? perbendahaaraan kata baru nih, itu buku pake bahasa ingris atawa indonesia?

    BalasHapus