Halaman

Minggu, 10 Agustus 2008

Kawin Dengan apa lagi?

Gara-gara ingin nelpon murah, ada yang kawin dengan monyet dan kambing. Ada juga yang akhirnya dicukur kumis dan alisnya masing-masing separoh. Itu adalah beberapa iklan dari operator telpon seluler dalam rangka menjelaskan tentang betapa murahnya tariff telpon mereka.

Karena ingin dapat tariff yang murah pula, beberapa orang teman akhirnya memiliki beberapa nomor telpon seluler, baik cdma dan gsm. Kalau soal memiliki banyak nomor telpon, ada juga yang bukan karena ingin coba harga murah, tapi karena banyak fans, atau mungkin banyak hutang., sehingga harus selalu menghindar dari mereka, hehehe.

Mungkin yang dilakukan beberapa negara bisa diterapkan di negeri kita, yaitu nomor telpon yang kita miliki, bukan dimiliki oleh operator telpoin seluler, namun milik penggguna. Operator telpon seluler hanya mengelola nomor tersebut. Kalau suatu saat pemilik nomor menganggap pelayanan (baik jaringan maupun tarifnya) kurang kompetitif, maka dia bisa pindah ke operator lainnya, tanpa harus ganti nomor.
Kalau yang terjadi saaat ini di negeri kita, kalau kita ingin dapat tariff murah, tentulah kita harus pindah operator dan ganti nomor yang baru. Gonta-ganti nomor ini tentunya menyulitkan dalam beberapa hal.

Pertama, harus menginformasikan kepada seluruh (paling tidak sebagian besar) contac kita.Kedua, kredibilitas kita akan dipertanyakan, minimal dianggap sering hilang telpon, atau paling tidak dianggap banyak pacar, banyak hutang, banyak musuh,cilaka khan?!.Kalau pebisnis, tentunya hal ini harus dihindari.

Lain halnya kalau yang kita ganti hanya operator selulernya. Yang akan memperbaiki diri adalah masing-masing operator tersebut, bersaing memberikan service terbaik kepada pelanggan, baik dari jaringan, systemnya, maupun tariff tentunya.

Mudah-mudahan ini akan segera terwujud di negeri kita, sehingga tidak makin banyak yang akan kawin dengan monyet maupun kambing, atau yang hilang alis mata dan kumis sebelah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar