Halaman

Senin, 26 November 2007

Tunaikan zakat setelah mendirikan shalat

Hai, orang - orang yang beriman, dirikan shalat dan tunaikanlah zakat. Banyak ayat dalam al-quran yang menyebutkan kalimat perintah ini.
Hanya 5 kata namun memiliki banyak makna. Kayaknya sih belum pernah dengar, Dirikanlah shalat dan terimalah zakat.
Untuk kaum muslimin, berarti perintahnya jelas, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Yang tersurat sudah jelas, bayarkan zakat. Namun yang tersirat, banyak yang sering melupakan. Kalau bayar zakat, tentulah harus mampu. jadi, kaum muslim harus menajdi orang yang kerkemampuan untuk membayar zakat. Kalau shalatnya sudah bagus, berusahalah, berniagalah dan cartilah penghidupan di dunia ini agar bisa menajdi orang yang berkecukupan.

Problemnya, ternyata lebih banyak saudara kita yang menerima zakat dibandingkan membayar zakat. Salahnya di mana?
Daripada cari yang salah, lebih baik kita ikuti saja perintahnya, begitu kah? Nah, kalau ingin membayar zakat konsekwensinya harus menjadi orang yang mampu, tentulah rentetan kalimat berikutnya bekerjalah sekuat tenaga sehingga kalian bisa membayar zakat.

Dan ini harusnya menjadi pemicu bagi kita, kaum muslimin unruk melakukan segala daya upaya terbaik yang kita miliki, agar kita bisa menjadi kaum yang maju, mampu, dan bisa menebar rahmat di bumi Allah. Tentunya kita ingat, Umar bin Abdulaziz, yang dalam masa pemerintahannya yang sangat singkat (kurang lebih 3 tahun ) telah berhasil menjadikan rakyat nya terpacu untuk menjadi umat terbaik, rahmatan lil alamain, rahmat bagi alam semesta. Pada masa kepemimpinan beliau, rakyat di bawah pemerintahannya sangat sulit untuk mencari penerima zakat, sehingga dana zakat dan infaq/shodaqoh harus di kirim ke luar negeri.

Apakah para pemimpin kita memiliki kesadaran yang sama? Saya rasa kesadaran itu pastilah ada, masalahnya apakah para pemimpin kita juga mempunyai dan atau memiliki keteladanan yang diperlukan untuk menuju ke arah itu? Sebelum menjadi khalifah, Umar bin Abdulaziz dikenal sebagai pemuda perlente yang sangat memperhatikan penampilan dirinya. Pakaian yang dikenakan pastilah pakaian yang terbaik dan termahal pada saat itu, badannya selalu menyebarkan aroma wangi , karena memakai wewangian yang sangat digemari. Namun ketika dia diangkat menjadi khalifah, kehidupannya berbalik 180 derajat. Dia pernah ditunggu oleh jamaah untuk shalat berjamaah di masjid, namun terlambat karena menunggu satu - satunya pakaiannya kering. Seorang khalifah menunggu pakaiannya kering? padahal dia menguasai sebuah negeri yang sangat makmur pada waktu itu.

Yang sering terdengar di negeri tercinta ini adalah, sebelum menjadi pemimpin , sebagian mereka hidupnya tidaklah terlalu berkecukupan, namun setelah menjadi pemimpin, kehidupan mereka menjadi bergelimag harta duniawi. Sebetulnya tidaklah menjadi masalah, ketika sebagian besar rakyat ikut menjadi makmur. Namun berita menyedihkan tentang kelaparan dari berbagai penjuru negeri setiap hari selalu terdengar dan menjadi santapan sehari - hari. Ketika berita itu sering terdengar dan dianggap biasa, lalu masyarakat menjadi apatis. Dan para pemimpin pun tidak tergerak untuk mengentaskan meraka dari jurang kenistaan, yang terdengar hanyalah retorika belaka.

Lalu , apakah berita dari langit belum terdengar oleh telinga meraka, bahwa setiap anak negeri yang mengalami duka nestapa di seluruh pelosok negeri, pada hari pembalasan kelak akan menuntut keadilan dari sang Maha Adil:? Ketika saat itu tiba, maka kemampuan orasi yang dahulu mereka banga-bangakan menjadi sebuah penyesalan yang tiada berkehabisan. Itulah mengapa para pemimpin yang amanah pada jaman dahulu, ketika mendapat amanah sebagai pemimpin rakyat, mereka akan menangis berhari - hari. Mereka berduka atas musibah yang menimpa dirinya, dan bukan mengadakan syukuran , berbahagia atas "rejeki nomplok" yang sangat membagiakan.

Semoga Allah menurunkan kepada negeri ini seorang pemimpin yang amanah, dan berkomitmen menjadikan rakyat di bawah kepemimpinannya menjadi rakyat yamng menunaikan zakat. Bukan menjadikan mereka sapi perahan .
Semoga.
Kabulkanlah Ya Rabb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar