Halaman

Rabu, 24 Oktober 2007

Sepenggal Cerita di Soerabaja Taoen 70-an

Tulisan di Blog yang lain yang akhirnya harus boyongan ke sini biar ngak pecah konsentrasi.

Udara cukup panas.. seorang ibu dan 2 anaknya yang masih kecil berjalan dibawah terik panasnya kota Surabaya.Ditangannya ada sejumlah uang hasil penjualan beberapa buah baju dan kain miliknya.Dibujuknya kedua anaknya agar tidak membeli minuman di pinggir jalan yang dari tadi mereka tunjuk, karena memang mereka sudah kehausan. "nanti saja di rumah ya nak?" pintanya. Bukan soal kebersihan minuman itu yang menjadi keberatannya, namun...uang di tangannya memang pas- pasan , dan di rumah ada sejumlah tamu yang sudah menginap dari smalam..Mereka adalah saudara suaminya yang baru datang dari desa.Rumah kontrakan mereka yang kecil memang sering kedatangan tamu dari desa suaminya. Tidak ada penyesalan atas situasi yang dihadapinya,.biarlah mereka tak perlu tau bahwa makanan yang mereka santap adalah hasil dari menjual beberapa baju dan kain miliknya . Yang penting sebagai tuan rumah, tugas nya adalah menjamu tamu yang datang. Tak perlu mengeluh kepada suaminya. toh, dia tau suaminya memang tidak punya uang lebih dari yang sudah diberikan kepadanya.Ini adalah baktinya kepada suami dan keluarga besar nya..kondisi mereka memang tidak cukup mapan, walaupun mereka dulu sempat merasakan menjadi keluarga yang berada. Hidup untuk dijalani , bukan untuk disesali ujarnya suatu ketika, pun beberapa belas tahun kemudian, ketika dalam waktu kurang dari dua minggu dia kehilangan suami dan anak pertamanya untuk selamanya, padahal dia dan kedua anaknya yang lain belum mempunyai rumah, uang pensiun nihil, karena memang suaminya tak mempunyai uang pensiunan.Tugasnya adalah menjalankan kewajiban nya sebagai ibu bagi anak anak nya..sisanya biarlah Allah yang mengurusnya...

Doa setulus hati dalam sujudku teriring untukmu wahai wanita istimewa....

Ya Allah muliakan lah dia di dunia dan akhirat, sebagaimana dia selalu memuliakan tamunya, Ampunilah segala kesalahan dan dosanya , wahai penguasa alam semesta.

Sungkem ku untukmu,Bunda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar