Halaman

Rabu, 07 November 2007

Tujuh Malaikat Penjaga Langit (1)

Sebuah hadits panjang yang semoga bisa menjadi refleksi kepada diri sendiri

Kata Ibnu Mubarak, Khalid bin Ma'dan berkata kepada Mu'adz: "Mohon diceritakan satu hadits yang terdengar olehmu dari Rosulullah Saw yang kamu hafal dan kamu ingat setiap hari karena sangat kerasnya hadits itu dan sangat halus dan mendalamnya hadits tersebut. Hadits manakah menurut tuan yang paling penting?". Maka jawabnya: "Baiklah aku akan ceritakan." Kemudian beliau menangis dahulu. Lama sekali menangisnya itu, selanjutnya beliau berkata: " Ehm, sungguh kangen sekali kepada Rosulullah, ingin segera bersua dengan beliau".

Kemudian dia berkata lagi: "Ketika menghadap kepada Rosulullah saw, beliau menunggangi unta dan beliau menyuruhku untuk naik di belakang beliau; kemudian berangkatlah aku bersama beliau dengan mengendarai unta tersebut dan beliau menengadah ke langit, kemudian bersabda:

"Puji syukur kehadirat Allah swt yang berkehendak kepada makhlukNya dan menurut kehendakNya, wahai mu'adz!"
Jawabku : "Ya Sayyidul Mursalin".
Sabda beliau: "Sekarang aku akan menceritakan satu cerita kepadamu yang apabila dihafalkan olehmu, akan berguna bagimu tapi kalau disepelekan olehmu, maka kamu tidak akan mempunyai hujjah kelak di hadapan Allah.
"Hai Mu'adz! Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan tujuh langit dan bumi. Tiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu. Dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh Malaikat penjaga pintu menurut kadarnya pintu dan keagungannya.
"Maka malaikat yang memelihara amal si hamba dan mencatatnya naik ke langit dengan membawa amal si hamba tersebut yang bersinar-sinar cahayanya bagaikan cahaya matahari. Setelah sampai ke langit pertama, malaikat Hafadzoh menganggap amal si hamba itu banyak dan memuji kepada amal-amal tersebut. Akan tetapi setelah sampai kepada pintu langit pertama, berkatalah Malaikat penjaga pintu langit pertama kepada Malaikat Hafadzah : "Tamparkanlah amal ini ke muka (wajah) pemiliknya! Saya ini penjaga tukang mengumpat dan saya diperintahkan untuk tidak menerima tukang mengumpat orang lain itu masuk dan jangan sampai melewatiku untuk mencapai langit yang berikutnya".

bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar