Halaman

Kamis, 25 Oktober 2007

Lumut, sang Perintis

Oleh -Oleh dari kolom Hikmah majalah Tarbawi
Edisi 83 th.5/Rabi'ul Awal 1425 H/29 April 2004 M
oleh Rahma, Jakarta Selatan

Kalau kita mencermati tumbuhan lumut bersama tumbuhan liken(lumut kerak), keduanya adalah tumbuhan terpenting sebagai perantara terciptanya ekosistem di alam. Lumut merupakan tumbuhan perintis pertama yang dapat tumbuh di celah bebatuan yang gersang. di tempat yang keras itu, lumut dapat membentuk tanah yang nantinya dapat digunakan tempat bersemainya berbagai tumbuhan.

Di hutan, bantalan lumut (bagian bawah yang merupakan akar) berfungsi menyerap air hujan atau salju yang mencair. Hal ini dapat berfungsi mengurangi kemungkinana adanya banjir dan kekeringan di musim panas. Sedangkan lumut gambut yang tumbuh di daerah rawa, bila masanya telah usai, dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah.

Lumut adalah tumbuhan perintis yang mengajarkan bagaimana pentingnya tegar nan penuh keberanian. Sebagai seorang perintis, ia akan tetap hidup meski berada di tempat yang gersang sekalipun. Peran dan jiwa seorang lumut perintis inilah yang seharusnya dimiliki oleh kita. Sebagai hamba yang diciptakan oleh Rabb-Nya sebagai khalifah di muka bumi. Maka menancapkan semangat siap memberikan hembusan kalimat Illahi di hamparan tanah manapun, akan menjadikan dirinya mampu mencapai sebuah kesejahteraan rindangnya pepohonan yang mengubah gurun tandus menjadi kebun buah yang rindang lagi menyegarkan.


Semangat perintis ini pula yang menjadikan lumut mampu menghancurkan batu yang keras sekalipun, menerobos celah-celah bebatuan bahkan hingga disela-sela tanah yang nantinya jadi pembuka jalan bagi langkah para penerusnya. Ia tak peduli dari golongan mana nantinya yang menjadikan daerah itu tumbuh subur.

Keberanian diri mempelopori kebenaran di tengah lingkungan yang gersang nan tandus dengan langkah ketegasan Illahi inilah yang akan merubah sebuah tatanan sebusuk apapun. Karena sinar cahaya Illahi dalam resapan akar lumut, akan selalu bisa menghancurkan bebatuan sekeras karang sekalipun. Namun tentu itu harus dimulai dari kecil dari satu untaian lumut yang semakin membesar berkoloni dan setapak demi setapak secara bertahap mengubah batu menjadi sebuah tempat yang penuh hara kehidupan bagi setiap tumbuhan.

Karenanya, ketika tidak ada orang yang berani mengungkapkan suatu kebenaran, maka tugas kita lah yang terdepan untuk berani mengatakan kebenaran itu. Dengan seutas demi seutas, lumutpun mampu menghancurkan gunung karang. Dan setahap demi setahap, dengan kesabaran dalam menyampaikan risalah Nya, manusia juga akan mampu menghancurkan gunung karang kedhaliman dan kelaliman. Sebesar apapun kelaliman itu.

Dan seiring bergulirnya waktu, lumut tumbuh menyebar, peranannya pun berubah sebagaimana berubahnya peran-peran hidup kita. Tapi seutas lumut akan selalu siap menjadi duta tumbuhan untuk menghijaukan ranah nan penuh bebatuan dan teriknya matahari sekalipun. Sebagaimana Mushab bin Umair yang dengan penuh semangat menjadi duta Islam ke madinah untuk menyambut rasul sebagai peristiwa batu loncatan terciptanya masyarakat Islam.

Dan dengan tumbuhan lumut itu, meski terkesan lambat, sirkulasi udara hari demi hari terasa semakin segar. Dengan pancaran kalam Illahi yang setiap hari kian terpancar dan berkumandang, maka hati sekotor apapun akan lunak dan menyambut sinar itu, meski dalam lubuk hati dalamnya.

Dan seorang yang berjiwa perintis akan selalu mampu menciptakan kreatifitas dan inovasi dalam perjuangannya. Sebagaimana sahabat Salman Al-Farisi, sang pahlawan perang Khandaq. Ia mampu berkreasi sebagai hasil pengembaraan dirinya meretas sinara kalam Illahi dalam dirinya. Usaha yang dilakukannya belum pernah dikenal oleh orang-orang Arab pada waktu itu. Rencananya berupa penggalian parit perlindungan sepanjang daerah terbuka keliling kota, membuat musuh menjadi bingung dan peperangan dimenangkan oleh kaum muslimin. Maka tumbuhkanlah jiwa perintis lumut dalam diri kita, jangan hanya berperan sebagai peramai serta penyemarak di belantara kehidupan ini.


Salam Hormat kepada para perintis di bidang apapun, yang akhirnya memberikan kesejahteraan kepada umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar